RSS

Waktu, Kaca & Luka


Waktu itu media datang menyerang dengan buliran-buliran cemburu yang berhamburan. Dengan mengusung tampilan-tampilan kepergiannya jalan sama seseorang. Kemudian peluru-peluru cemoohan pun menusuk tajam tak beraturan, baik dari senda gurau hingga di keseriusan. Namun, bukannya merengek kesakitan, ia justru malah membalasnya dengan canda dan senyuman.


Malam pun tiba~
Disaat yang lainnya sedang sibuk mencari mimpi-mimpinya, ia berjalan mendatangi kaca yang ia sembuyikan di dalam kamarnya. Dibukalah perban yang sudah mulai tak sanggup lagi menutupi lukanya. Kemudian sambil berkaca ia perbarui perban pada lukanya.

Tiba-tiba, dirinya dalam kaca bertanya~

* Bukannya kau begitu cinta kepadanya. kenapa kau biarkan, kenapa kau lepaskan?

Aku hanya tak ingin membebaninya. Aku ingin ia terbang bebas menjadi dirinya sendiri. Aku tak lagi peduli akan kembali atau tidaknya, ingat atau tidaknya ia kepadaku. Aku pun sudah cukup percaya, bahwa bila ia benar-benar menyukaiku, dimanapun dan kapanpun juga dengan siapapun ia berada, pastinya namakulah yang akan tetap ia jaga, terukir indah dan tak pernah goyah.

* Bagaimana kalau prasangkamu salah?

hahahaa ..kalau prasangkaku salah ya? Ya sudah, berarti "SAYONARA" adalah bagian dari kata terindahku. Namun bila aku adalah bagian dari kebahagiaannya, maka "SAYONARA" adalah kata yang begitu sangat menyakitkanku.

0 komentar :

Posting Komentar