RSS

Wanita Pengganggu




Gerbong nomor tiga Bekasi - Jakarta Kota. Kini berjalan pelan-pelan dengan irama dan ayunan yang memanjakan, dibumbui heningnya suasana yang merindukan. Seketika akupun terbang melayang terbawa indahnya lamunan. Menikmati perdebatan hebat setan-malaikat yang menguasai pikiran.

Dia itu pelupa ?
hm.. bukann, dia itu bukan pelupa.
Dia memang suka melupa, melupakan keburukan seseorang agar tak tergoreskan dendam didalam pikirannya.
Seperti halnya Samudera, yang rasanya tetap terjaga meski pernah diberikan bangkai sebegitu banyaknya.

Tell Me Why



disuatu titik keterlanjuran, yang menyeretku dalam badai kebingungan. aku adalah seorang penggembala dosa yang sedang berkelana di kawasan ibu kota. bayangkan, ku tinggalkan satu satunya keluargaku yang tersisa. dimana beliau adalah sosok ibu yang membesarkanku. sosok penjaga dan perawatku setiap waktu. yang paling tulus paling ikhlas mencintaiku, mengasihiku dan juga menyayangiku.

betapa bejatnya diriku, yang tak kunjung juga sadar akan balas terimakasihnya seorang ibu. bukannya berusaha menjaganya disana, mallah meninggalkannya. sedirian, kesepian dan mungkin hatinya pun kini penuh sayatan yang menyakitkan. benar benar keterlaluan. manusia apa bukan? sedikitpun tak ada bedanya dengan zombie, yang bisa mondar mandir kesana kemari tapi sedikitpun tak punya hati. tak punya perasaan, tak punya akal untuk balas budi.

Yang Menggelikan



aku adalah aku, beda. bukan dia, bukan juga mereka. aku memang tak seperti dia, dia yang selalu bisa mengambil keputusan secara gentle dan bijaksana. aku juga tak seperti mereka, mereka yang lebih jelas bisa langsung menerima keadaannya.

aku adalah aku. aku memang menggelikan, tak tau diri dan bahkan sangat menyebalkan. kau usir pun aku tak segera pergi, kau abaikan pun aku tetap datang kembali, kau acuhkan pun aku tetap mengikuti, kau punya yang lain pun aku tak peduli. benar benar menyebalkan bukan ?

Secangkir Teh Kerinduan



malam itu diruang tamu,
sambil menyajikan teh panas diatas meja, beliau pun memulai pembicaraan. lantas kita pun saling serang menyerang menyeritakan kabar dan sesekali berbagi medis kebahagiaan. obrolan semakin asik dengan suasana klasik.

seketika obrolan terhenti kala telivisi yang adiknya tonton mengabarkan berita islam terkini. tanpa disadari kami pun tiba tiba kompak memperhatikan televisi. kalimat demi kalimat mulai kami amati, setelah 5menit berjalan kini berita terhentikan oleh iklan teh sariwangi.

Rembesan Kemunafikan


sebut saja jo, aku merupakan satu satunya anak yang tersisa di keluargu. aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan. meski secara kasat mata ladang pencaharian kami sangat tak menjajikan, tapi cukup lah cukup banget untuk kebutuhan sehari hari maa, cukup juga untuk membiayaiku sekolah bahkan sampai sekarang ku masih bisa kuliah.

Hati Yang Disemogakan

terampas syukur terbatas sabar
tetaplah berkibar walau tak didengar
tetaplah tegar sekalipun kicauan tak henti menyambar
seraya lautan yang asinnya takkan pernah pudar

sekalipun berlumuran air liur dan gumpalan ludah
sekalipun teridentifikasi sampah yang hanya membuat resah
izinkanlah..
izinkanlah raga ini untuk tetap bernafas
hingga janji janji ini benar benar tuntas

Sarwono Sang Pemandu



Kini tlah tiba masa masa menegangkan, masa dimana sering kali menjadi pertaubatan manusia kelas 3 SMA yaitu semester akhir pembelajaran.
Diruang kelas F bu Sri selaku wali kelas mengumumkan bahwa akan diadakannya beberapa macam kelompok tim sukses UN. Sarwono kaget dengan hasil yang telah ditentukan, tak disangka kalau Sarwono akan sekelompok dengan sekumpulan yang terkenal hebatnya sebagai pecandu rokok, yaitu Reno, Rendi & Fino. Sarwono pun tak dapat mengelak, sarwono yang terkenal dengan keteladanannya dan betapa rajinnya kini hanya berharap semoga ini adalah yang terbaik untuknya.

Aku Kau dan Hujan



seperti halnya hujan, awal kita berasal itu sama, sama-sama dari air yang berada dibumi. akhir tujuan kita pun juga sama, sama-sama jatuh ke bumi lagi. yang membedakan kualitas kita adalah bagaimana alur atau cara kita naik ke langit dan kembalinya turun ke bumi lagi.

kita terlahir sama, sama-sama diciptakan Allah dari tanah tembikar. sama-sama tanpa busana, suci tak berdosa. akhir kita pun juga sama, sama-sama mati atas kehendak-Nya bukan atas kemauan kita. sama-sama kembali ketanah dan tanpa busana (harta-benda). boleh anda lihat di sekeliling anda, fakta membuktikan bahwa mereka (yang mati) tak bisa melilih dan memakai busana serta tak bisa membawa harta-bendanya.