RSS

Dari Anak Untuk Kita

Anak sering kali menjadi sesuatu yang sangat berarti di dalam sebuah kapal yang bernama rumah tangga. karena anak bisa menjadi penyulut semangat yang membuat kita semakin bersemangat untuk memberikan yang terbaik kepadanya. anak juga sumber pembahagia kita di tengah lelahnya mencari nafkah. senyum dan tawa candanya, seakan air tawar yang dingin lagi sejuk di tengah oanasnya udara di lautan air asin dunia yang kita arungi. anak juga yang akan menjadi PENOLONG bagi ayah dan ibunya ketika keduanya menghadapi sebuah kenyataan buruk karena ulah khilaf mereka saat di dunia.

maafkan aku

memang benar sepertinya,
kondisi jatuh bisa saja memukul keras kepalaku.
menjadikanku amnesia, lupa akan aku ini siapa ?

fix, benar adanya.
bahwa itu, murni kesalahanku.

bukannya aku ingin berandai, namun ..
bila saja waktu itu helm ku pakai ?
mungkin semuanya tak akan sesakit ini.
mulutpun mungkin masih bisa menahan diri.
aku benar-benar minta maaf,
sudah mengekangmu didalam ruang sakitku.

terimakasih juga sudah mau menjengukku.
monggo, silahkaan ~
sepertinya aku sudah agak baikan

Cintaku Korban Cemburuku


terkadang, saat disana dikarunia musim hujan komentar kebahagiaan.
yang disini itu suka iri akan panas yang terus berkepanjangan.

memang benar, sabar itu memang susah buat diterapkan.
sampai-sampai sabarku pun tak sanggup membendung iri yang sering kali menyerang.
bahkan aku pun tak tau lagi gimana nasibnya Tuhan, yang selalu saja jadi korban pemaksaan.
hmm ..untung Dia Tuhan ya ??

aku harap,
engkau berkenan datang, sekalipun jarang-jarang.
menyelamatkan anak-anak rencanaku dari deritanya kehausan.
memberikan seteguk senyuman serta sebungkus kabar yang menyegarkan.

Ruang Sampah

ketika kita sadar bahwa kita ini ruang sampah, namun orang-orang sekitar tetap memandang kita indah.

itu bukanlah kita yang berubah, entah menjadi kuil ataupun istana. namun itu adalah kejahilan Tuhan yang senantiasa membersihkan kita agar tetap terpandang indah.

itupun bukanlah sebuah hadiah, melainkan sebuah ujian dalam pembuktian. apakah kita benar-benar sadar atau hanya sekedar pura-pura sadar ?