RSS

Yang Disemogakan


    
        Hati ini memang masihlah mengkeret seperti buah kurma. Yang belum juga bisa mengerti hati manusia lainnya, terkhusus wanita sepertimu. Hati ini masihlah egois yang hanya memikirkan perasaannya sendiri tanpa berusaha berpikir panjang bagaimana dengan yang kau rasakan? Saya gak pernah yakin memang, apakah saya sudah melakukan yang tepat untuk tidak memberikan keyakinan padamu saat ini? Hanya karena sebuah pendengaran ini yang pernah menangkap sedikit prinsip dan target yang secara malu-malu kau mengutarakannya. Tapi saya juga tau, saat ini saya bukanlah laki-laki yang tepat buat kamu. Kau yang seperti kupu-kupu, indah dan memiliki metamorfosa yang sempurna sedangkanku belum juga bisa menjadi bunga yang layak untuk kehidupanmu.

        Waktupun dengan gagah terus berjalan, tanpa ada satupun yang mampu menghadang, menghambat ataupun menentang. Pelan-pelan aku pun berjalan mengikutinya. Berharap, belajar dan berusaha mengubah hati ini segede buah nangka. Agar kelak ku bisa menjadi laki-laki yang gimana mestinya, yang tak hanya memikirkan perasaanku saja tapi mampu memikirkan perasaan wanita dan orang-orang sekitarnya. Yang mampu menjalin hubungan sekian lamanya hela nafas berhembus.


        Aku ini belumlah pantas untuk kau yakini. Raga ini masihlah seperti pelangi, yang sedikit datang dan banyak perginya. Masihlah seperti anak kecil yang datang perginya masih sesuka hati. Yang belum juga bisa memahami keadaanmu. Tak pernah bisa jumpa saat kau menginginkannya. Tak pernah bisa bertemu saat kau merindu.


        Bumi pun berputar sesuai porosnya, mengitari mentari indah dalam tatanan suryanya. Iseng-iseng kucoba mengintip kinerja mentari ditiap harinya. Pelan-pelan kucoba belajar mengkituti kerjanya. Berharap kelak ku kan bisa menyinarimu selalu. Malu-malu memekarkan bunga rindu untuk kepergian sementaraku. Kembali menyapa dengan senyum senja disetiap kepulanganku. Mengindahkan bulan agar kau tersenyum disetiap malam-malammu. Serta memberikan pelangi saat kau benar-benar merindu.


        Entah, seberapa lamakah jalan waktuku mengubah hati segede buah nangka?
Entah, seberapa kalikah bumiku berputar mengantarkanku seperti mentari?


        Terlambatkah?
        Semoga tidak, seperti yang para guru ajarkan ,“ Bila kau mau berusaha pasti kamu bisa.” Namun bila, kalaupun aku adalah kesalahanmu. Aku harap aku adalah kesalahan yang akan menjadikan langkah sempurnamu kelak dijalanmu yang selanjutnya.





Hardi N.R

0 komentar :

Posting Komentar