dia terdiam,
kemudian lari begitu kencang.
aku tercengang sambil bertanya-tanya.
hah ..ku gendong si tanda tanya dengan segera,
lalu dengan sekuat tenaga aku terbirit-birit mengejarnya.
namun apa daya,
sebongkah batu memaksaku terjatuh, tersungkur dan tak berdaya.
tampaklah sebuah fakta,
bahwa raga tak lagi sanggup mengejarnya.
namun hati,
tak inginkan perjuangan ini terhenti disini.
akal bawah sadar pun menyadarkan.
mungkin kamu lupa?
bahwa bila hanya dengan raga saja,
kau tak kan pernah bisa,
tak kan pernah sanggup,
mengejar, apalagi menyusul.
bersujudlah, ada Tuhan yang selalu mendengar.
sampaikanlah pesanmu.
semoga Tuhan masih berkenan membantu.
menyampaikan pesanmu,
kepadanya yang sudah jauh didepan sana.
Batu dan Lalai
|
/
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar