RSS

Aku Kau dan Hujan



seperti halnya hujan, awal kita berasal itu sama, sama-sama dari air yang berada dibumi. akhir tujuan kita pun juga sama, sama-sama jatuh ke bumi lagi. yang membedakan kualitas kita adalah bagaimana alur atau cara kita naik ke langit dan kembalinya turun ke bumi lagi.

kita terlahir sama, sama-sama diciptakan Allah dari tanah tembikar. sama-sama tanpa busana, suci tak berdosa. akhir kita pun juga sama, sama-sama mati atas kehendak-Nya bukan atas kemauan kita. sama-sama kembali ketanah dan tanpa busana (harta-benda). boleh anda lihat di sekeliling anda, fakta membuktikan bahwa mereka (yang mati) tak bisa melilih dan memakai busana serta tak bisa membawa harta-bendanya.


maka coba tulis ulang lagi, yang sejatinya kau cari. sebelum ajal benar-benar datang menghampiri. niatkalah hidupmu untuk apa dan untuk siapa ? dan pabila kau masih belum mengetahui tujuan hidupmu. maka bukalah sejarah dan panduan yang sudah tertulis jelas akan kebenarannya. dan belajarlah pada mereka-mereka yang hidupnya tulus ikhlas hanya untuk mencari ridho-Nya. tak perlu malu dan tak perlu juga canggung, karena hidup akan lebih berarti pabila kau mengenali siapa diri ini. dan janganlah kau menjadi kamu, kamu yang tak mempunyai pendirian, yang tak mempuanyai tujuan, yang bagaikan air diatas daun talas. tapi jadilah aku, aku yang fokus pada tujuanku. tak peduli halang ringtang dan tak peduli seberapa panjang yang harus aku tahlukan. aku yang tetap sejuk meski ditempat yang sangat panas, aku yang tetap manis meski ditempat yang sangat pahit, aku yang tak pernah merasa benar sekalipun fakta membuktikan tak bersalah, serta aku yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar.

hujan menjelaskan, bahwa untuk mencapai tujuan kita tak bisa sendirian. meski tak bisa serentak tapi kita harus bersama, saling membantu dan saling mengisi untuk melewati halang rintang yang tak bisa bila dihadapi sendiri. lihatlah hujan. air menguap naik, tak serentak tapi selalu bersama untuk menjadikan awan yang dipenuhi benih-benih air hujan. mereka turun, tak serentak tapi selalu bersama juga. bersama-sama untuk menakhlukan atap-atap agar tetap bisa meresap ke tanah.

~hujan, hujan membuktikan, bahwa bumi dan langit pun saling berhubungan. apalagi kita yang masih dalam satu pijakan.
~aku, aku adalah apa yang aku lakukan bukan apa yang mereka katakan. dan
~kau, kau adalah hamba AMATIRAN pabila kau masih terganggu oleh hinaan ataupun pujian seseorang.


*ditunggu, kritik dan sarannya friend 😊


salamku, salam97
hardi N.R

0 komentar :

Posting Komentar