RSS

Tafsir Surah Tentang Prinsip Ekonomi

PRINSIP PRINSIP EKONOMI

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

Diwajibkan atas kalian, apabila salah seorang di antara kalian kedatangan (tanda-tanda) kematian, jika dia meninggalkan harta, (agar) berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabat dengan cara yang baik (ma’ruf), (sebagai) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

Bila Malaikat Maut tidak lama lagi akan datang menjemput? berarti Anda sebaiknya secepatnya membuat surat wasiat, andai memang ada sesuatu yang pantas diwasiatkan. Wasiat diwajibkan dan diatur oleh agama demi menghindari terjadinya kekacauan dan menyebarnya fitnah. Islam adalah suatu sistem kedamaian dan keadilan yang bersifat menyeluruh, dan mengajak umatnya untuk memasukinya juga secara menyeluruh.

 الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ


(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Ayat ini lantas menjelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) beriman kepada yang ghaib; 2) mendirikan shalat; dan 3) dan menyumbangkan sebagian rezekinya kepada orang-orang yang berhak


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا أَتَاكُمْ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِ وَاِنَّهُ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ. (اَلْاَنْعَامْ


 Dan Dia yang menjadikan kamu kholifah-kholifah d bumi dan meninggikan sebagaian kamu atas sebagaian (yang lain) beberapa derajat, untuk menguji kamu melalui apa yang diberikan-Nya kepada kamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
ayat ini Allah menegaskan, bahwa Dialah yang menjadikan manusia penguasa-penguasa di bumi ini untuk mengatur dan Dia pulalah yang meninggikan derajat sebagian dari mereka dari sebagian lainnya, semua itu adalah menurut sunah Allah untuk menguji mereka masing-masing apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Dialah yang menjadikan kamu kholifah-kholifah di muka bumi ini setelah lewat umat terdahulu, yang dalam perjalanan mereka terdapat pelajaran bagi orang yang ingat dan memperhatikan.
Mereka akan mendapat balasan dari ujian itu, baik di dunia maupun di akhirat. Penguasa-penguasa diuji keadilan dan kejujurannya, si kaya diuji bagaimana dia membelanjakan hartanya, si miskin dan si penderita diuji kesabarannya. Oleh karena itu, manusia tidak boleh iri hati dan dengki terhadap pemberian Tuhan kepada seseorang, karena semua itu dari Allah dan semua pemberian-Nya adalah ujian bagi setiap orang, dan secara logikanya setiap orang yang menempuh ujian tentu ingin lulus dan berusaha untuk lulus.

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.

Ayat di atas memiliki keterkaitan dengan ayat sebelumnya, dimana Allah menerangkan tentang balasan pedih bagi orang-orang kafir. Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Ia akan mengganti orang-orang yang telah meninggal, dan bagi orang-orang yang menjadi pengganti harus mengambil ibrah, pelajaran atas umat-umat yang terdahulu. Setelah itu, Allah pun menerangkan bahwa siapa yang masih kufur maka dia akan mendapatkan balasan sebagaimana umat-umat terdahulu. Allah pun memberitahu bahwa tidak akan diberikan bagi orang kafir kecuali jauh dari rahmat dan mendapatkan kemarahan Allah yang keras. Maka tidak lah orang kafir itu, kecuali orang-orang yang kufur

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata  dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia  dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.
ayat di atas difikirkan mempunyai satu pengertian metaforik untuk menerangkan bahawa besi diberikan untuk faedah kegunaan umat manusia. Tetapi apabila kita mempertimbangkan pengertian literalnya, perkataan ini akan bermaksud ‘secara fizikal diturunkan dari luar angkasa’, kita menyedari bahawa ayat ini menggambarkan satu keajaiban saintifik yang sangat-sangat signifikan. Ini adalah kerana penemuan astronomi moden telah menyingkap bahawa besi yang wujud dalam dunia ini berasal dari bintang-bintang gergasi di luar angkasa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini mengajak  kita belajar mengambil hikmah dari segala peristiwa
agar belajar kita makin terasa nikmat dan bermakna

semegah apapun istana  kita
rumah terahir adalah liang lahat
sebanyak apapun harta kita
harta terahir adalah kain kafan
setinggi  apapun sebutan jabatan pangkat
sebutan terahir adalah mayat
sebanyak apapun bekal kita
bekal terahir adalah amal pahala



                                                                                                                                                        oleh : Joko Wihardi
STTIS SONY SUGEMA jurusan TI

0 komentar :

Posting Komentar