Jawahirul
Bukhari menerangkan bahwa Hasan basri sewaktu mudanya adalah seorang
yang sangat tampan. Beliau sangat suka memakai pakaian yang bagus-bagus
dan suka berjalan disekitar kota Basrah. Pada suatu hari, sedang
berjalan-jalan dia
melihat seorang wanita berpurdah. Wanita itu sangat anggun nan cantik dan
menarik perhatiannya. Lalu dia mengikuti gadis itu dari belakang.
Wanita itu yang baru menyedari diikuti lalu menoleh ke belakang lalu berkata,
“Wahai orang muda, apakah kamu tidak malu?”
“Kepada siapa aku harus malu?” Tanya Hasan Basri kembali.
“Malulah
kepada Allah s.w.t Yang Maha Mengetahui mata yang berkhianat dan
mengetahui apa sahaja yang ada dalam hati” jawab wanita cantik itu.
Hasan Basri semakin tertarik kepada wanita tersebut dan timbullah rasa cinta dalam hatinya serta tidak dapat menahan nafsu. Lalu dia terus sahaja mengikuti wanita tersebut berjalan.
Melihat dia terus diekori, wanita itu berkata lagi, “Mengapa kamu terus mengikutiku?”
Hasan Basri berkata,”Sebenarnya aku terpesona setelah bertatapan dengan mata cantikmu itu.”
Mendengar
jawapan itu wanita ini berkata, “Baiklah kalau begitu, tunggu sebentar disini. Aku akan beri apa yang kamu inginkan”.
Kemudian dia berlalu pergi.
Hasan Basri sangat gembira dan menunggu-nunggu kedatangan wanita tersebut.
Tidak lama
kemudian, datanglah seorang pembantu menghampiri Hasan Basri dan
menyerahkan sebuah nampan yang bertutupkan saputangan. Lalu hasan Basri membuka saputangan tersebut. Betapa terkejutnya Hasan Basri melihat apa yang berada di nampan
tersebut ternyata sepasang biji mata!
“Tuan puteriku berkata dia tidak memerlukan mata yang menyebabkan terpesonanya seseorang seperti tuan”, kata pembantu itu.
Gementarlah
seluruh tubuh Hasan basri dan berdiri bulu romanya saat mendengar
kata-kata pembantu itu, lalu iapun memegang jantungnya sendiri dan
berbisik, “Celaka betul kamu ini, sudah berjanggut tapi tak punya rasa
malu!”
Setelah
menyadari kesalahannya itu, maka dia pulang ke rumah dan menangis
semalaman karena menyesali segala perbuatannya itu. Keesokan hari Hasan
Basri pergi ke rumah wanita itu untuk meminta maaf. Tetapi ketika sampai
dia mendengar suara wanita-wanita menangis, dan bertanya apa yang
terjadi. Dan diberitahu bahwa ada yang meninggal karena mencongkel
kedua matanya.
Hasan Basri
kembali ke rumah dan menangis selama 3 hari 3 malam dan menyesali
segala perbuatan dan kelemahan imannya. Dia bertaubat kepada Allah untuk
tidak lagi menjadi lelaki yang tidak sopan.
Pada malam
yang ke-3, Hasan Basri bermimpi bertemu dengan wanita tersebut, dan
melihat wanita itu telah berada di syurga. Lalu Hasan Basri
berkata,”wahai wanita sholeha, maafkan kesalahanku terhadapmu” Wanita
itu menjawab,”sebetulnya aku telah memaafkan kamu sejak dulu dan aku
telah mendapat kebaikan yang banyak dari Allah s.w.t disebabkan kamu.”
Setelah Hasan Basri mendengar pengakuan dari wanita itu, dia memohon nasihat yang baik.
“Dengarlah
nasihatku ini; Apabila kamu sendirian hendaklah kamu berzikir kepada
Allah s.w.t setiap pagi dan petang, mohon ampun dan bertaubatlah
kepada-Nya."
Akhirnya
Hasan Basri melaksanakan segala nasihat wanita itu, sehingga dia mashur
dengan ketaqwaannya dan ketaatannya kepada Allah serta mendapat darjat
yang mulia di sisi Allah serta menjadi wali kekasih Allah.
Oleh itu dalam kisah ini, terlalu banyak pengajaran yang boleh diambil.
Dimana perempuan seperti ini di dunia ini sekarang.
Wallahualam
thanks for : Mujahid Soleh
0 komentar :
Posting Komentar