1. Alila mau cerita tentang kisah cinta sahabat Rasulullah yaitu Salman Al-Farisi, mau ?
2. Berhubung kemarin banyak yang penasaran dan minta didongengin, jadi Alila dengan baik hati akan ceritain, pantau yah
3. Sebuah kisah cinta menarik tercatat dalam sejarah hidup seorang sahabat Rasulullah, Salman Al-Farisi
4. Ia seorang mantan budak dari Isfahan Persia. Ia tinggal diMadinah setelah menjadi muslim dan menjadi salah satu sahabat dekat Rasulullah.
5. Suatu waktu, Salman berkeinginan menggenapkan dien, menikah. Ia juga diam-diam menyukai seorang wanita shalihah dari kalangan Anshar.
6. Namun ia tak berani melamarnya. Sebagai seorang imigran, ia merasa asing dengan tempat tinggalnya, Madinah.
7. Ia tak tahu menahu mengenai budaya Arab. Tentu saja tak bisa sembarangan tiba-tiba datang mengkhitbah wanita tanpa persiapan matang.
8. Salman kemudian mendatangi seorang sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, Abu Darda’
9. Ia bermaksud meminta bantuan Abu Darda’ untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita impiannya.
10. Mendengarnya, Abu Darda’ begitu girang. “Subhanallah wa Alhamdulillah,” ujarnya begitu senang mendengar sahabatnya berencana menikah.
11. Setelah beberapa hari mempersiapkan segala sesuatu, Salman
pun mendatangi rumah sang gadis dengan ditemani Abu Darda’.
12. Keduanya begitu gembira. Setiba di rumah wanita shalihah tersebut, keduanya pun diterima dengan baik oleh tuan rumah.
13. "Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman dari Persia. Allah telah memuliakan Salman dengan Islam.
14. Salman juga telah memuliakan Islam dengan jihad dan amalannya. Ia memiliki hubungan dekat dengan Rasulullah.
2. Berhubung kemarin banyak yang penasaran dan minta didongengin, jadi Alila dengan baik hati akan ceritain, pantau yah
3. Sebuah kisah cinta menarik tercatat dalam sejarah hidup seorang sahabat Rasulullah, Salman Al-Farisi
4. Ia seorang mantan budak dari Isfahan Persia. Ia tinggal diMadinah setelah menjadi muslim dan menjadi salah satu sahabat dekat Rasulullah.
5. Suatu waktu, Salman berkeinginan menggenapkan dien, menikah. Ia juga diam-diam menyukai seorang wanita shalihah dari kalangan Anshar.
6. Namun ia tak berani melamarnya. Sebagai seorang imigran, ia merasa asing dengan tempat tinggalnya, Madinah.
7. Ia tak tahu menahu mengenai budaya Arab. Tentu saja tak bisa sembarangan tiba-tiba datang mengkhitbah wanita tanpa persiapan matang.
8. Salman kemudian mendatangi seorang sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, Abu Darda’
9. Ia bermaksud meminta bantuan Abu Darda’ untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita impiannya.
10. Mendengarnya, Abu Darda’ begitu girang. “Subhanallah wa Alhamdulillah,” ujarnya begitu senang mendengar sahabatnya berencana menikah.
11. Setelah beberapa hari mempersiapkan segala sesuatu, Salman
pun mendatangi rumah sang gadis dengan ditemani Abu Darda’.
12. Keduanya begitu gembira. Setiba di rumah wanita shalihah tersebut, keduanya pun diterima dengan baik oleh tuan rumah.
13. "Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman dari Persia. Allah telah memuliakan Salman dengan Islam.
14. Salman juga telah memuliakan Islam dengan jihad dan amalannya. Ia memiliki hubungan dekat dengan Rasulullah.
15. Bahkan Rasulullah menganggapnya sebagai ahlu baitnya,” ujar Abu Darda’ menggunakan dialek bahasa Arab setempat dengan sangat lancar.
16. "Saya datang mewakili saudara saya, Salman, untuk melamar putri anda,” lanjut Abu Darda’, menjelaskan maksud kedatangan mereka.
17. Mendengarnya, tuan rumah merasa terhormat. Ia kedatangan dua sahabat Rasulullah yang utama, salah satunya berkeinginan melamar putrinya.
18. “Sebuah kehormatan bagi keluarga kami jika memiliki menantu dari kalangan sahabat,” ujar ayah si wanita.
19. Tapi sang ayah tidak kemudian segera menerima. Seperti yang diajarkan Rasulullah, ia harus bertanya pendapat putrinya mengenai lamaran.
20. Meski yang datang adalah seorang sahabat Rasulullah, sang ayah tetap meminta persetujuan sang putrinya.
21. “Jawaban lamaran merupakan hak putri kami. Karena itu, saya serahkan kepada putri kami,” ujarnya kepada Abu Darda’ dan Salman AL Farisi.
22. Sang tuan rumah pun kemudian memberikan isyarat kepada istri dan putrinya yang berada dibalik hijab.
23. Mewakili sang putri, ibunya pun berkata, “Mohon maaf kami
perlu berterus terang,” ujarnya membuat Salman dan Abu Darda’ tegang.
24. “Maaf atas keterusterangan kami. Putri kami menolak lamaran Salman,” jawab ibu si wanita menghancurkan hati Salman, namun Salman tegar.
25. Ibunda melanjutkan jawaban putrinya, “Namun karena kalian
berdualah yang datang, dan mengharap ridha Allah, saya ingin menyampaikan ~
26. ~ bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda’ memiliki keinginan yang sama seperti Salman,” kata ibu si wanita.
27. Wanita yang Salman inginkan untuk menjadi istrinya, wanita yang karenanya ia meminta bantuan Abu Darda’ untuk membantu pinangannya.
28. Namun justru wanita itu memilih Abu Darda’, yang hanya menemani Salman. Jika pria pada umumnya, maka hati Salman pasti hancur berkeping.
29. Tapi Salman merupakan pria shalih, sahabat Rasulullah. Dengan ketegaran hati yang luar biasa, ia menjawab, “Allahu akbar!” dgn girang.
30. Salman menawarkan bantuan pernikahan. Tanpa perasaan hati yang hancur, ia memberikan harta benda yg ia siapkan utk menikahi wanita itu.
31. Ia tak kecewa dgn apa yg belum ia miliki meski ia menginginkannya. Semoga Allah meridhai Salman, menempatkannya disurga yang tertinggi.
32. Panjang yah ceritanya ? Tapi gimana perasaanmu setelah membaca kisah cinta Salman Al-Farisi dear ? :')
oleh : hijab alila
0 komentar :
Posting Komentar